Rabu, 04 Mei 2011

SYOK

SYOK

Syok merupakan kondisi kompleks yang mengancam jiwa yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh. Aliran darah yang adekuat bagi jaringan dan sel-sel tibuh membutuhkan komponen-kompenen : pompa jantung yang adekuat, vaskuler atau sistem sirkulasi yang efektif, volume yang adekuat.
Syok dibagi dalam tiga tahap, yaitu kompensatori, progresif dan ireversibel.
1. Fase kompensatori
Pada fase kompensatori, tekanan darah pasien masih dalam batas normal. Vasokonstriksi, peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kontraktilitas jantung, semua berpengaruh dalam mempertahankan curah jantung yang adekuat. Hal ini diakibatkan oleh stimulasi sistem saraf simpati dan pelepasan
katekolamin (epinefrin dan nonepinefrin). Pasien dalam tahap syok ini  sering disebut sebagai respons “fight or flight”. Redistribusi aliaran darah terjadi untuk  memastikan pasokan darah yang adekuat ke otak dan jantung. Darah dialihkan menjauh dari organ yang tidak penting seperti kulit, paru-paru, ginjal dan saluran cerna. Sebagai akibat pengalihan ini kulit teraba dingin, bising usus hipoaktif, haluaran urin menurun.
2. Fase progresif
Pada fase progresif, mekanisme yang mengatur tekanan darah tidak mampu untuk terus mengkompensasi dan tekanan arteri rerata (MAP) turun di bawah batas normal dengan tekanan darah sistolik rata-rata kurang dari 90 sampai 90 mmHg. Meski semua organ terganggu akibat hipoperfusi pada tahap ini ada dua peristiwa yangmemperjelas sindrom syok. Pertama jantungyang bekerja kerasmenjadi iskemik yangmengarah pada gagal pemompaan jantung. Kedua, fungsi otoregulasi mikrosirkulasi gagal berespons terhadap berbagaimadiator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel, yangmengakibatkan peningkatan permabiltas kapiler. Pada tahap ini prognosis pasien memburuk.
3. Fase Ireversibel
Tahap syok ireversibel (refraktori) menunjukkantitik sepanjag kontinum syok di mana kerusakan organsudah sangat parah sehingga pasien tidak berespons terhadap pengobatan dan tidak mampu bertahan.meski mendapat pengobatan tekanandarah tetap rendah. Gagal ginjal dan hepar komplit, dibarengi dengan pelepasan toksin jaringan nekrotik,menciptakan asidosis metabolik yang hebat. Metabolisme anaerobik lebih memperburuk asidosis laktat. Simpanan ATP hampir secara total menipis dan mekanisme untuk penyimpanan pasokan energi bari telah mengalami kerusakan. Kegagalan organ multipel telah terjadi dan kematian mengancam.
Sumber : Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.


II. GELOMBANG U
Gelombang U terlihat setelah gelombang T. Bentuk puncaknya membulat. Arti gelombang U sampai saatini tidak jelas, namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel. Pada keadaan hipokalemia dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5 meq/l, tampak gambaran EKG gelombang U yang menonjol atau membesar. Sedangkan perubahan EKG yang lain pada keadaan hipokalemia  diantaranya depresi segmen ST dan gelombang T datar.
Sumber :
1. Heni Rokhaeni dkk. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler : Pusat Kesehatan Jantung & Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”. Ed I. Jakarta : Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”; 2001
2. FKUI. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996

Photobucket