Rabu, 04 Mei 2011

STRIKTUR URETRA

STRIKTUR URETRA


A. DEFINISI
- Berkurangnya diameter atau elastisitas uretra akibat  digantinya jaringan uretra dengan jaringan ikat yang kemudian mengerut sehingga lumen uretra mengecil. (Kapita Selekta Kedokteran, 336)
- Penyempitan uretra karena fibrosis pada dindingnya disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongrosum. (Dasar-Dasar Urologi, 125)
- Striktur uretra adalah penyempitan uretra karena berkurangnya diameter dan atau elastisitas uretra akibat digantinya jaringan uretra dengan jaringan ikat yang kemudian mengerut. http:// .infomedika.t35.com/artikel_arsip/artikel_15.php 


B. ANATOMI
Traktus urinarius terdiri atas kaliks mayor dan minor, pelvis renalis, ureter, vesica urinaria dan uretra. Uretra merupakan suatu saluran fibromuscular yang dilalui oleh urin yang mengalir keluar dari vesica urinaria. Saluran ini menutup apabila kosong.
Uretra pada wanita adalah suatu saluran yang pendek dari vesica urinaria ke ostium uretra eksternal. Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior vagina. Muaranya disebut ostium uretra eksternal, berada dalam vestibulum vagina, di ventralis dari ostium vagina, di antara kedua ujung anterior labia minora. Berjalan melalui diafragma pelvis dan diafragma urogenital.
Uretra pada pria termasuk kelenjar prostat, diafragma urogenital, korpus kavernosum uretra sampai bagian akhir glans penis. Mempunyai ukuran sepanjang 20 cm, terbagi atas uretra anterior dan uretra posterior.
Uretra anterior merupakan bagian uretra pria yang memanjang dari bulbus ke meatus di puncak glans penis, menembus korpus kavernosum. Bagian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian bulbus, pendulous, dan paling distal, bagian glandular. Sedangkan uretra posterior merupakan bagian uretra yang berjalan dari vesica urinaria ke bulbus, dan terdiri dari pars membranous dan pars prostatika.
Pars prostatika berjalan menembusi prostat, mulai dari basis prostat sampai apeks prostat dengan panjang kira-kira 3 cm. 10 Bagian distal dari uretra pars prostatika sedikit lebih lebar daripada proksimal.
Pars membranous berada di antara lapisan diafragma urogenital. Merupakan bagian yang terpendek dan tersempit, serta kurang mampu berdilatasi. Memiliki panjang kira-kira 1-2 cm.
Pars kavernous berada di dalam korpus kavernosum penis, berjalan di dalam bulbus penis, korpus penis sampai ke glans penis panjang kira-kira 15 cm.

 
saluran kemih pria  saluran kemih wanita

C. ETIOLOGI
Striktur uretra dapat disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra dan kelainan bawaan.
Infeksi uretra yang paling sering menimbulkan striktur uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus yang telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya. Trauma yang menyebabkan striktur uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan (straddle injury), fraktur tulang pelvis, instrumentasi pada uretra kongenital, uretritis gonore atau non gonore, ruptur uretra anterior atau posterior secara latrogenik maupun bukan. Saat ini trauma merupakan penyebab tersering striktur uretra.
Pada wanita umumnya disebabkan karena radang kronis dan menyerang pada usia diatas 40 tahun.
Pembedahan terbuka atau endoskopik . Prosedur bedah yang melibatkan uretra dapat menghasilkan striktur. Walaupun jarang, pemasangan kateter juga dapat menyebabkan striktur.





D. PATOLOGIS
- Striktur uretra terjadi setelah perlukaan pada urotelium atau korpus spongiosum yang menyebabkan pembentukan jaringan parut.
- Fase dekompensasi yang timbul pada saat vesica urinaria berkontraksi menimbulkan residu urin yang memudahkan terjadinya infeksi.

E. PATOFISIOLOGI
Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra.
Rangkaian patologi yang terjadi disekitar uretra :

Proses radang akibat trauma/infeksi pada uretra.

Jaringan sikatriks dinding uretra (striktur uretra)

Hambatan aliran urine

Urine mencari jalan lain untuk keluar

Mengumpul di suatu tempat diluar uretra(periuretra)

Jika terinfeksi timbul abses periuretra, yang kemudian pecah

Fistula uretrokutan

Fistula multipel memberi gambaran seperti seruling

Pada keadaan ini, kandung kemih harus berkontraksi lebih kuat hingga sampai pada suatu saat kemudian akan melemah, otot kandung kemih semula menebal sehingga terjadi trebekulasi pada fase kompensasi. Kemudian timbul sakulasi (penonjolan mukosa masih dalam otot dan divertikel/menonjol keluar) pada fase dekompensasi sehingga timbul residu urine yang memudahkan terjadinya infeksi. Tekanan dalam kandung kemih yang tinggi akan menyebabkan refluks sehingga urine masuk kembali ke ureter, bahkan sampai keginjal dan dapat menyebabkan pielonefritis akut atau kronik dan kemudian menyebabkan gagal ginjal.

Striktur uretra dibagi 3 tingkatan :
1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra.
2. Sedang : jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen uretra.
3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra, kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis.

F. MANIFESTASI KLINIS
Pasien datang dengan kesulitan miksi, antara lain : miksi harus mengedan (keluhan palong sering), pancaran miksi kecil dan deras, bercabang atau kadang-kadang menyebar (spraying) disuria, frekuensi dan akhirnya menimbulkan retensi urine.
Kadang pasien mengeluh adanya abses dari skrotum atau timbulnya fistel uretrokutan.
Pada pemeriksaan penis dan uretra di perhatikan kemungkinan adanya meatus uretra yang sempit, teraba fibrosis pada korpus spongiosum, adanya abses periuretra yang mengeluarkan urine, teraba buli-buli yang terisi penuh, jika dilakukan kateterisasi dengan ukuran Ch 16 tidak dapat masuk.
Infeksi prostat, seperti prostatitis akut, kronik atau prostatitis non bakterial, Infeksi epididimis, seperti epididimitis akut atau kronik , Infeksi vesica urinaria, seperti infeksi traktus urinarius.

G. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan radiologis yang umum dilakukan ialah uretrografi atau urethrocystography retrograd dan MCU.

I. Urethrocystography
Pemeriksaan urethrocystography ini diindikasikan setelah terjadi trauma, bila terdapat darah dalam urin serta dicurigai terjadi fraktur pelvis. Pemeriksaan tidak dilakukan bila terdapat infeksi uretra yang akut.
Pada urethrocystography bahan kontras dimasukkan dengan semprit yang ujungnya sesuai dengan meatus uretra eksterna, diisi sampai kontras masuk ke vesica urinaria. 
Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan klem atau dengan cara memasukkan kateter kecil ke distal penis.
Pemeriksaan dengan cara memasukkan kateter, sebelumnya harus memasukkan anestetik lokal ke dalam uretra, dan setelah beberapa menit kateter Foley dimasukkan sampai balonnya terletak lebih kurang 1 cm dari lubang uretra. Kontras dimasukkan setelah balon dikembangkan.
Foto diambil pada waktu pengisian kontras dengan posisi antero- posterior, oblik kanan dan kiri. Oleh karena itu, si pemeriksa harus memakai apron dan sarung tangan Pb.
Pada gambaran urethrocystography, striktur uretra menyebabkan dilatasi uretra bagian distal dari obstruksi. Biasanya juga terlihat ekstravasasi kontras.

II. Micturating Cystourethrography
Pemeriksaan radiografi vesica urinaria dan uretra setelah pengisian medium kontras dan selama miksi. Vesica urinaria diisi melalui kateter (alternatif lain melalui pungsi vesica suprapubik) dengan medium kontras yang dapat larut dalam air dan telah dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh sebanyak 150 ;V 200 ml.
Vesica urinaria perlu diperiksa dari posisi anterior, lateral dan oblik untuk menemukan adanya fistula, divertikel atau ruptur.
Pemasukan medium kontras diatur dengan fluoroskopi intermitten.
Pada orang dewasa, vesica urinaria diisi dari botol yang diangkat setinggi     1 m di atas meja pemeriksaan dan pengisian dilanjutkan sampai penderita merasakan keinginan kuat untuk miksi. Jika mungkin, posisi miksi pada pasien pria yang paling mudah adalah posisi berdiri. Pasien wanita dapat duduk. Pengambilan foto radiografi selama miksi termasuk posisi oblik ureter distal, vesica urinaria dan uretra.
Selama micturating cystourethrography, uretra posterior terlihat dilatasi. Kadang tidak terlihat, tetapi karakteristik uretra posterior adalah gambaran suatu balon.



 H. DIAGNOSIS
Diagnosis pertama kali ditegakkan ketika pemasangan kateter melalui uretra tidak dapat dilakukan. Striktur dapat juga dicurigai berdasarkan gejala dan riwayat medik seseorang.
Diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan yang dikenal dengan uretrografi retrograde atau urethrocystography.
Diagnosis pasti pada wanita adalah dengan bougie a boule, dengan tanda khas berupa hambatan pada waktu lepas.

Diagnosa Banding
Ruptura Uretra
Gambaran ekstravasasi kontras.

I. KOMPLIKASI
1. Hiperplasi prostat benigna.
2. Sklerosis leher buli-buli.
3. Batu Uretra.
4. Tumor Uretra.
5. Cedera Uretra.
6. Infeksi traktus urinarius 
7. Fistula uretrokutan 
8. Striktur uretra rekuren.

J. PENATALAKSANAAN
Jika pasien datang karena retensi urine, secepatnya dilakukan sistomi suprapubik untuk mengeluarkan urine. Jika dijumpasi abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotik.
Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah :
Businasi (dilatasi)
Dengan Busi logam yang dilakukan secara hati-hati oleh seorang ahli.
Uretromi Interna
Memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau otis atau pisau sachse.


Uretrotomi Exsterna
Operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian dilakukan anestomis diantara jaringan uretra yang masih baik.

K. PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah berhati-hati terutama dalam pemasangan kateter.
































REFERENSI


STRIKTUR URETRA. http://infomedika.t35.com/artikel_arsip/artikel_15.php


GINJAL DAN SALURAN KEMIH. http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=9&iddtl=709

FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapius : Jakarta.

Purnomo, Basuki, B. (2000). Dasar-Dasar Urologi. Jakarta : CV. Agung Seto

Photobucket