Periode Post Partum
Periode Post Partum adalah periode setelah lepasnya plasenta sampai kembalinya sistem reproduksi wanita seperti sebelum hamil.
Perubahan secara Fisik
Uterus:
Involusi : kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil
Segera setelah lahir : berat 1000 gram, TFU: pertengahan antara simpisis dan umbilicus
Afterpains umum terjadi
1 jam setelah lahir: TFU: umbilicus, konsistensi lembut, kontraksi (+)
12 jam setelah lahir: TFU 1 cm di atas umbilicus
Setelah 2 hari TFU turun 1 cm /hari, tidak teraba pada hari ke 10, afterpains berkurang setelah beberapa hari
Lochia
1. Rubra (merah)
Lochia: hari ke 2 Rubra (merah)
Scant: < 2,5 cm pada pembalut dalam 1 jam
Light: < 10 cm pada pembalut dalam 1 jam
Moderat: < 15 cm pada pembalut dalam 1 jam
Heavy: penuh pada pembalut dalam 1 jam
Extensive: penuh pada pembalut dalam 15 menit
Waktu : 1-3 hari
2. Serosa (pink, kecoklatan)
Waktu : 3-10 hari
3. Alba (kuning – putih)
Waktu : 10 – 14 hari, lochia terus keluar sampai 3 minggu
o Tanda bahaya: setelah lochia rubra berhenti warna darah tidak merah lagi
o Bau normal seperti menstruasi, bau busuk menandakan infeksi
o Jumlah meningkat saat berdiri
o Jumlah berkurang pada persalinan SC, tahap yang dilalui tidak berubah
o Rata-rata keluaran lochia 240-270 cc
Perineum
Episiotomi, kaji REEDA, penyembuhan dalam 2 minggu
Keutuhan perineum
Laserasi:
Tk 1: kulit dan strukturnya dari permukaan sampai otot
Tk 2: meluas sampai otot perineal
Tk 3: meluas sampai otot spinkter
Tk 4: melibatkan dinding anterior rectal
Payudara
Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil dalam 1 – 2 minggu
Putting mudah erektil bila dirangsang
Payudara membesar karena vaskularisasi
Engorgement (bengkak akibat peningkatan prolaktin pada H I – H III
Pada payudara yang tidak disusui, engorgement akan berkurang dalam 2 – 3 hari
System Gastrointestinal
Nafsu makan kembali normal segera setelah melahirkan
Motilitas gaster menurun menimbulkan konstipasi
Eliminasi Bowel kembali normal 2 -3 hari post partum
Rata-rata kehilangan BB 5,5 kg saat persalinan; 2,3 kg hilang karena diuresis
Perubahan Psikologis dan Psikososial
Perubahan peran sebagai ibu
Tahap perkembangan:
Dependent/taking in
1-2 hari Peningkatan tingkah laku
Tergantung
Merawat diri sendiri
Menonjolkan pengalaman melahirkan
Dependent –independent
/taking hold
s.d 4-5 minggu Mulai fokus pada kebutuihan bayi
Melepas peran hamil
Mulai tertarik untuk belajar tentang bayi
Peningkatan kebutuhan akan bayi
Interdependent/ letting go Persepsi bayi meluas
Fokus kembali kepada hubungan dengan pasangan
Kembali bekerja
Attachment
Faktor yang mempengaruhi attachment
Observasi tingkah laku attachment
Tingkah laku attachment
Kasus:
Ny. G., P1O0. post partum hari kedua. Semalam ibu tidak bisa tidur karena merasakan sakit pada payudaranya. Terdapat jahitan episiotomi. Ibu mengeluh kuatir jahitannya lepas bila buang air besar.
Pertanyaan:
1. Fase post partum apakah yang dialami Ny. G?
2. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada ibu dan bayi?
3. Diagnosa keperawatan dan intervensi yang mungkin muncul pada Ny. G
4. Pendidikan kesehatan pada post partum
Jawab:
1. Ny. G memasuki post partum hari kedua. Pada perubahan psikologis post partum Ny.G mengalami fase taking in. pada fase ini ibu menjadi pasif, tergantung pada orang lain, fokus pada diri sendiri, terkenang dengan pengalaman persalinan.
2. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada Ny. G:
a. TTV
b. Payudara: adakah pembengkakan pada payudara
c. Uterus setelah 2 hari TFU turun 1 cm di bawah umbilicus, dan tak teraba pada hari ke 10, konsistensi, posisinya, afterpains berkurang setelah beberapa hari
d. Kandung kemih : output urin, jumlah , distensi, nyeri pada kandung kemih.
e. Lochia: jumlah, bau, warna.
f. Bowel: pergerakan usus, hemoroid, bising usus
g. Ekstremitas:
Adakah tanda human?
Adakah redness, tenderness, harm?
h. Perineum episiotomi dikaji lebar, jumlah jahitan, keadaan luka ( adakah tanda-tanda infeksi)
Apakah ada laserasi?
Apakah memar, haematom, discharge, approximation?
Pemeriksaan pada bayi:
1. PB
2. BB
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada
5. Tali pusat
6. Meconium
7. Caput succedaneum
8. Pemeriksaan neurologis: Reflek Moro, plantar, genggaman palmar, Babinski
9. Warna kulit
10. Ekstremitas
11. Genitalia
Diagnosa Keperawatan dan intervensi yang mungkin muncul
1. Nyeri b.d pemebesaran jaringan payudara
Kriteria hasil:
Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat
Mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan
Intervensi:
Inspeksi area payudara
Kaji puting adanya pembesaran puting atau pecah-pecah
Anjurkan menggunakan bra penyangga
Berikan informasi mengenai peningkatan frekuensi temuan, memberikan kompres hangat
Anjurkan untuk mengubah posisi bayi dengan tepat dan mengeluarkan susu secara manual
Anjurkan kien mulai menyusui pada putting tidak nyeri tekan untuk beberapa kali pemberian susu secara berurutan bila hanya 1 puting yang sakit/luka
2. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang perawatan episiotomi.
Kriteria hasil:
Ekspresi wajah tidak tegang
Pasien mengatakan tidak cemas lagi
Intervensi:
Kaji sumber dan tingkat kecemasan klien
Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan, berikan dukungan emosi yang tepat
Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat yang dapat memperlancar BAB
Anjurkan untuk mobilisaasi aktif
Demonstrasikan tentang perawatan luka episiotomi
Anjurkan klien untuk mengulangi apa yang sudah kita jelaskan
Berikan reinforcement positif
Pendidikan Kesehatan:
1. Pentingnya makanan yang tinggi serat bagi pencernaan
2. Pentingnya minum air putih minimal 8 gelas setiap hari
3. Cara perawatan luka episiotomi
4. Pentingnya ambulasi dini bagi ibu post partum
5. Pentingnya menyusukan asi pada bayi
6. Cara perawatan payudara