Minggu, 01 Mei 2011

Cairan dan Elektrolit

Cairan Dan Elektrolit
Keadaan normal status cairan dan elektrolit
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel. 
60 % berat badan tubuh adalah : 
a. Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan    
b. Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.

Elektrolit utama 

a. Dari CES : Natrium (N = 135 - 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 - 106 mEq/liter)
b. Dari CIS : Kalium (N = 3,5 - 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5 mg/liter)

Secara lebih terperinci kandungan kadar elektrolit dalam tubuh adalah sebagai berikut :

mEq Plasma Interstisial Seluler
Na
Cl
HCO3
K
Ca
Mg
PO4
SO4
Protein 145
100
27
4
5
3
2
1
16 143
110
27
4
5
3
2
1
2 14
-
10
150
-
26
113
-
74


Konsentrasi ion H pada suatu larutan atau tingkat keasaman dan kebasaan ditunjukkan sebagai pH . 
Nilai pH normal adalah 7,35 - 7,45 
Air murni merupakan larutan netral mempunyai pH 7
Larutan asam mempunyai pH < 7
Larutan basa mempunyai pH > 7
Rehidrasi 
Goldberger (1980) melakukan beberapa cara  menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit, yaitu :
Cara I 
Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, maka kehilangan cairan kira-kira 2 % dari BB pada waktu itu. Contoh: BB 50 kg maka defisit cairan sekitar 1 liter. (1000 cc)
Jika seseorang bepergian 3-4 hari tanpa air dan ada rasa haus, mulut kering, oliguria, maka defisit air sekitar 6 % atau 3000 cc pada orang dengan BB 50 kg.
Bila ada tanda di atas ditambah dengan kelemahan fisik nyata, perubahan mental seperti bingung atau delirium, maka defisit cairan sekitar 7-14% atau sekitar 3,5 sampai 7 liter pada orang dengan BB 50 kg.
Cara II:
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan BB 4 kg pada fase akut cuma dengan defisit air 4 liter.
Cara III:
Dengan suatu kenyataan bahwa kosentrasi natrium dalam plasma berbanding terbalik denganvolume ekstrasel dengan pengertian bahwa kehilangan air tidak disertai dengan perubahan kosentrasi natrium dalam plasma, maka dapat dihitung dengan rumus:
Na2    x     BW2      =     Na1   x     BW1 dimana;  
Na1   = kadas Na plasma normal   142 mEq/liter
BW1 = volume air badan normal sekitar  60 % dari BB  pria dan 50 %    dari BB  wanita.
       Na2  = Kadar natrium plasma sekarang.
     BW2= Volume air badan sekarang.
Daldiyono (1973) mengemukakan salah satu cara menghitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial pada gastro enteritis akut berdasarkan sistim score.
Adapun nilai/score gejala klinis dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Gejala klinik Score
Muntah
Vox colerica  (suara sesak)
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolent sampai dengan koma 
Tensi sistolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
Nadi lebih atau sama dengan 120 x/menit 
Napas kusmaul > 30x/menit
Turgor kulit <
Vacies colerica
Ekstremitas dingin
Jari tangan keriput
Sianosis
Umur 50 atau lebih
Umur 60 tahun atau lebih 1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
-1
-2
Semua score ditulis lalu dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan dalam 2 jam dapat dihitung: 
Score x 10% x BB (Kg) x 1 liter 
  15
Dengan menggunakan rumus Margon-walten (dikutip dari Daldiyono) yaitu dengan mengukur BJ Plasma:

BJ plasma -1,025 x BB (Kg) x 4 ml
         0,001 
Contoh :  Pria BB 40 Kg dengan BJ Plasama pada waktu itu 1,030, maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial : 
1,030 - 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml
       0,001 
Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah :
Menurut Golderberg (1980) kebutuhan cairan berdasarkan gejala klinis adalah:
cara 1. Kehilangan cairan sekitar 6% dari BB atau sekitar 3 liter.
Menurut cara III rumus :
Na II x Bw 2 = Na I x Bw I
123   x X       = 142  x 22
            X       = 25,4 (tak sesuai)
Menurut score Daldiyono dari gejala klinis ditemukan score 6 , perhitungannya:
6   x 10% x 50 Kg x 1 liter = 2 liter (2000 ml)
15

Photobucket