Rabu, 04 Mei 2011

TINDAKAN GASTRIC LAVAGE

TINDAKAN GASTRIC LAVAGE

I. DEFINISI
Merupakan tindakan memasukkan sejumlah cairan irigasi ke dalam lambung, dan secara bertahap (baik melalui mekanisme gravitasi maupun suction tekanan rendah), mengeluarkan cairan yang ada di lambung tersebut ke dalam tempat atau botol pengumpul (Thelan, 1994).

II. INDIKASI
Indikasi tindakan gastric lavage / bilas lambung adalah ;
Penanganan kasus keracunan, seperti keracunan obat-obat atau bahan kimia sebagai berikut : antidepresan trisiklik, asetaminofen, fensiklidin, jamur, orgnofosfat, sianida, over dosis narkotik, dan transquilizer.

Penanganan kasus perdarahan lambung hebat atau hematemesis seperti pada klien dengan sirosis hepatic.
Kontra indikasi dari tindakan bilas lambung adalah :
Adanya ingesti bahan kimia yang bersifat korosif seperti : produk kaustik, ammonia, striknin, dan beberapa produk petroleum.

III. PROSEDUR
Tujuan dari tindakan gastric lavage / bilas lambung pada kasus keracunan obat atau ingesti bahan kimia adalah untuk mencegah penetrasi zat toksik lebih jauh dan mengencerkan racun, sehingga mengurangi konsentrasi zat toksik.  
Sedangkan bilas lambung yang dilakukan pada kasus perdarahan lambung (hematemesis) bertujuan untuk mengurangi aliran darah mukosa lambung, mengeluarkan bekuan darah dari lambung, dan menurunkan perdarahan.



Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan :
1. Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika induksi muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
2. Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka posisikan klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi dan mencegah aspirasi.
3. Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien harus dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
4. Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar ( > 28 Fr ) untuk memudahkan aliran irigasi cairan.
5. Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang digunakan sebaiknya sesuai suhu tubuh.
6. Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.
7. Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah, karakteristik, bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.

Prosedur pada tindakan bilas lambung pada kasus perdarahan lambung :
1. Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya digunakan adalah selang Ewald.  Selang dengan diameter kecil tidak cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan darah yang menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya perdarahan.
2. Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi menggunakan tekanan rendah.
3. Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong (collection bag) yang diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur klien.
4. Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700 ml
5. Pastikan bahwa aliran cairan lancer, begitu juga dengan system drainasenya.
6. Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada selang atau perubahan posisi selang.
7. Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam tindakan gastric lavage.  Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan menggeser kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat langsung seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin time.



DAFTAR PUSTAKA

Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun
kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.

Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. 
(7th edition). Lippincott : Philadelphia..

Thelan, et.al. (1994).  Critical care nursing ; Diagnosis and management.
(2nd edition). St. louis ; Mosby Company.







Photobucket