Sabtu, 30 April 2011

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA SEKOLAH

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA 
ANAK USIA SEKOLAH


1. PENDAHULUAN

Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan  anak usia sekolah , baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan.Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan , memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita  mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.
Pada anak usia sekolah , komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita,remaja, maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristikkhusus yang dimiliki anak tersebut sesuai dengan usia dan perkembangannya .
Komunikasi pada anak usia sekolah  sangat penting karena pada proses tersebutmereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan berkomunikasi anak - anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya .

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK

PENDAHULUAN.

Komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan persamaan.  Pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa  seperti  :  isyarat , ungkapan emosional  , berbicara atau  bahasa tulisan , tetapi dilakukan dengan melalui bicara.
Komunikasi dapat berbentuk verbal , non verbal dan abstrak.    Komunikasi verbal seperti,  ekspresi vokal dalam bentuk tertawa,  merintih, berteriak atau menangis.   Komunikasi non-verbal yang sering disebut sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, gerak gerik, lenggang lenggok, ekspresi wajah,  postur tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan  komunikasi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni) , simbol , photo grafi dan cara memilih pakaian.  Hanya  karena komunikasi abstrak memungkinkan menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melebihi komunikasi  verbal, maka komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, Khususnya dalam berkomunikasi dengan anak-anak.
Komunikasi verbal disebut juga suatu kebutuhan kata-kata karena melalui kata-kata dapat membentuk suatu kenyataan.  Melalui kata kata seseorang dapat merubah persepsinya,  seperti kata “Tumor”

Anak Malas Beresiko Alami Patah Tulang

Anak Malas Beresiko Alami Patah Tulang


Anak-anak yang tidak melakukan cukup olahraga ada dalam bahaya mengalami patah tulang dalam hidupnya nanti, menurut sebuah penelitian.

Banyak diantara mereka gagal membentuk kerangka selama masa-masa vital yaitu dua tahun sebelum remaja waktu sangat kritis untuk pembentukan tulang sehat.

Para peneliti di Kanada telah menemukan anak-anak memiliki peningkatan mineral dalam tulang paling besar terjadi dalam masa pertumbuhan sebelum masa remaja.

Pada anak wanita, kecenderungan ini terjadi antara 10 dan 12 tahun dan pada anak laki-laki terjadi dari umur 13 sampai 15 tahun.

DEFORMITAS, Kelainan Bentuk Wajah

DEFORMITAS PADA WAJAH *)

Bayi yang lahir dengan kelainan pada bentuk wajah dapat mengubah suasana kelahiran dari suatu peristiwa yang penuh suka cita menjadi suasana yang kaku menegangkan. Kelainan bentuk wajah yang paling umum, labioskisis (bibir sumbing) dan palatoskisis (langit-langit sumbing), terjadi baik secara tunggal ataupun kombinasi keduanya. Labioskisis terjadi kira-kira 1:1000 kelahiran hidup dan lebih banyak pada bayi laki-laki. Palatoskisis terjadi kira-kira 1:25.000, lebih sering pada wanita. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tampaknya faktor genetik berpengaruh tetapi kadang-kadang terjadi dalam kasus tertentu tidak ditemukan adanya riwayat genetik.

LABIOSKISIS DAN PALATOSKISIS

HIPOTERMIA & HIPERTERMIA

HIPOTERMIA & HIPERTERMIA

HIPOTERMIA
Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C - 37,50C pada suhu ketiak. Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki  dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. 

Imunisasi

Imunisasi
DEFINISI
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. 

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. 
Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. 

Imunisasi dan Vaksinasi

VAKSINASI
Vaksinasi


Penurunan drastis angka kejadian infeksi
Cacar  dihapus
Campak, polio, difteri  menurun
Peran terhadap infeksi
- Innate (Non spesifik)
4 jam pertama terjadi respon  dihilangkan dari tubuh
4 hari pertama tubuh  mengenali mengaktivasi komponen-komponen  terjadi eksekusi  kuman mati.
Setelah 4 hari pertama tidak bisa diberantasDefent Mechanism (Spesifik)

Infeksi Cacing Kremi

Infeksi Cacing Kremi


A. Pengertian
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.

B. Penyebab
Cacing Enterobius vermicularis

Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan.

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN

A. Abstrak
Penyakit KEP atau Protein Energy Malnutrition merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting bagi Indonesia maupun banyak negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (balita).Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang macam-macam. Akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat. Pada keadaan riangan tidak banyak ditemukan kelainan dan hanya terdapat pertumbuhan yang kurang. Pada keadaan yang berat ditemuakan 2 tipe yaitu tipe kwarsiorkor dan tipe marasmus.

Gangguan Keterlambatan Bicara dan Faktor Penyebab

Gangguan Keterlambatan Bicara dan Faktor Penyebab

Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-anak, tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya. Pada umumnya mereka mempunyai perkembangan intelegensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian, problem ini terjadi atau dialami 5 sampai 10% anak-anak usia prasekolah dan lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan. 
Penyebab dari keterlambatan bicara ini disebabkan oleh beragam faktor, seperti : 
1.   Hambatan pendengaran 
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga. 
2.   Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor 

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG.

DETEKSI  DINI  TUMBUH  KEMBANG.

Definisi  :
Deteksi  dini   :  upaya  penjaringan  secara komprehensif untuk menentukan  penyimpangan  tumbuh kembang  dan mengetahui dan  mengenal  faktor  resiko ( Fisik,  Biomedik,  Psikososial ).

Kegunaan  :
Mengetahui  penyimpangan  tumbuh  kembang  secara  dini , sehingga  upaya  pencegahan,  upaya  stimulasi dan  upaya  penyembuhan  dapat  diberikan  dengan  indikasi  yang  jelas   sedini  mungkin  pada  masa -  masa  kritis  proses  pertumbuhan.

EFEK SAKIT PADA NEONATUS

EFEK SAKIT PADA NEONATUS

Fase neonatus adalah fase yang sangat rawan akan hubungan ibu dan bayi. Karena kegagalan relasi pada masa ini akan memberi dampak pada tahap berikutnya. Kebutuhan psikologi fase ini melipurti tiga hal penting yaitu seeing (memandang), touching (sentuhan), dan caretaking (merawat dengan perhatian seluruh emosinya). Dengan demikian kesempatan ibu kontak mata dan menyentuh serta melakukan sendiri dalam mengganti popok adalah menjadi prioritas dalam intervensi perawat.

Penyakit atau kecacatan pada anak mempengaruhi terbinanya hubungan saling percaya antara anak dengan orangtua. Penyakit pada anak dapat membuat harapan orangtua menurun, penyakit sering mengakibatkan gangguan dalam kemampuan motorik anak, keterbatasan gerak di tempat tidur dan berkurangnya kontak bayi dengan lingkungan. Intervensi keperawatan sangat penting untuk membantu keluarga dalam menghadapi bayi yang sakit. Keberadaan perawat yang selalu siap membantu sangat penting untuk menenangkan orangtua terhadap rasa ketidak berdayaannya.

Gagal Nafas

GAGAL NAFAS


A. Latar Belakang
Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi didalam darah, dengan atau tanpa penumpukan CO2. 
Terdapat 6 sistem sistem kegawatan salah satunya adalah gagal nafas, dari 6 sistem tersebut Gagal nafas menempati urutan pertama, Hal ini dapat dimengerti karena bila terjadi gagal nafas waktu yang tersedia terbatas sehingga diperlukan ketepatan dan kecepatan untuk bertindak.
Sampai saat ini gagal nafas pada anak masih merupakan salah satu penyebab mordibitas dan mortalitas terbesar penderita yang dirawat di Ruang perawatan Intensif Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM). Keterlambatan merujuk penderita diduga merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian, disamping beratnya penyakit dasar, penyakit penyerta dan penyulit selama perawatan.
Penatalaksanaan perawatan gagal nafas memerlukan suatu ketrampilan dan pengetahuan khusus serta penafsiran dan perencanaan maupun melakukan tindakan harus dilakukan dengan cepat dan sistematis, oleh karena itu pengetahuan perawat tentang apa dan bagaimana terjadinya gagal nafas sangat diperlukan.

Biomekanik dan Patofisiologi Cedera Otak

Biomekanik dan Patofisiologi Cedera Otak


I. ANATOMI
1. Tulang Kalvaria
Elastis
Permukaan intrakranial
Sutura

2. Otak, Saraf Otak dan Pembuluh Darah
Lunak  tidak ada serabut kolagen dan mudah robek
Berhubungan dengan foramen-foramen

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)

Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah/bengkok dari keadaan atau posisi normal. Beberapa dari deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki). Deformitas kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki. Deformitas talipes diantaranya :
- Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam
- Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar
- Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendanh daripada tumit
- Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit

CHILBIRTH EDUCATION PRENATAL CLASS

CHILBIRTH EDUCATION
PRENATAL CLASS


Tujuan :Menyediakan ortu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi stress kehamilan, persalinan dan kelahiran
Menyiapkan ortu untuk menjadi ortu yang pandai merawat bayi
Membantu orang tua untuk memperoleh keamanan dan mendapatkan pengalaman positif saat melahirkan.

Componen-componen dasar Program Pendidikan Prenatal (May dan Mshl Meister, 1990 : 554)

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL PADA BAYI DENGAN BBLR

DIAGNOSA KEPERAWATAN 
YANG MUNGKIN TIMBUL PADA BAYI DENGAN BBLR

1. Gangguan thermoregulasi tubuh bayi keadaan bayi (“Neonatal Status”)
2. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan temperatur tubuh : Hypothermia
3. Reseko terjadi infeksi b/d belum sempurna sistem imun

Contoh :
Diagnosa 1. Tujuan :  Mempertahankan suhu tubuh bayi dalam keadaan normal     ( 36,5  -  37  ° C )
K.H                           :  1. Mempertahankan temperetur tubuh antara 36,5 - 37 ° C
       2. Bayi  ≠  tampak menggigil

Intervensi  :
1. Cegah bayi terekspose dengan udara luar, jaga bayi agar nyaman dengan membungkus bayi dalam selimut, lakukan perawatan / pengobatan dengan hati-hati, pertahankan suhu normal lingkungan sekitar
2. Pertahankan teperatur tubuh ibu antara 40 – 60 % kelembaban suhu tubuh

BERMAIN PADA ANAK

BERMAIN PADA ANAK

TIU :
 Setelah mengikuti materi Bermain pada anak, peserta didik mampu membuat program bermain di R. Rawat Anak
TIK :
Peserta Didik mampu:
- Menjelaskan latar belakang bermain di RS
- Menjelaskan penyebab rasa takut dan cemas pd anak yang dirawat
- Menyebutkan dan menjelaskan Manfaat bermain di RS
- Menjelaskan Prinsip bermain di RS
- Menyebutkan Syarat ruang bermain di RS

DDST (Denver Development Screening Test)

DDST (Denver Development Screening Test)

I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).  

II. Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

III. Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
a. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir 
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju 
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan
b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret 
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus 
18. Menara dari 4 kubus 
19. Menara dari 6 kubus 
20. Meniru garis vertikal
21. Menara dari kubus 
22. Menggoyangkan dari ibu jari 
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh   yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh  
c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi 
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara 
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar 
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan 
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda 
29. Mengetahui 
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat 
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata
d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam: 
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas 
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan 
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan 
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik 

IV. Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
a. Alat yang Digunakan 
1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.
b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.


c. Penilaian  
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).   
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan 
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 
3. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom. 
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
- Gizi ibu pada waktu hamil 
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio

b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon. 
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)


VI. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada anak  
Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik – Biomedis (“ASUH”)
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit. 
- Papan/pemukiman yang layak.
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”)
- Kebutuhan hubungan ibu dan anak
- Emosi
- Psikososial
- Kasih sayang
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)
- Kecerdasan -   Kreativitas -   Moral – Etika 
- Ketrampilan -   Agama -   Produktivitas
- Kemandirian -   Kepribadian -   dsb.
Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi:
1. Fisioterapi
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Terapi bermain
5. Terapi pijat
6. Latihan persepsi motorik 
7. Psikoterapi
8. Edukasi
Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang terintegrasi meliputi:
1. Penglihatan 
2. Pendengaran
3. Proprioseptif raba
4. Sentuhan
5. Keseimbangan

Demam. Febris Anak

DEMAM

Demam bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Tetapi peningkatan suhu tubuh yang sering merupakan tanda terjadinya infeksi. Setelah infeksi disembuhkan maka suhu tubuh akan menurun. Suhu tubuh normal diukur di bawah lidah adalah sekitar 37 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh 37 derajat celcius atau lebih maka anda terserang demam.

Gejala-gejala 
Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin. 
Mungkin merasakedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat.
Penyebab.Beberapa penyebab demam yang biasa terjadi adalah: 
Batuk pilek. 
Infeksi tenggorokkan. 

BAYI PREMATUR

BAYI PREMATUR

Definisi :
Bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran disebut dengan bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan tetapi perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada saat post natal. Bayi baru lahir yang mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75% dari neonatus yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur. 

Problem klinis terjadi lebih sering pada bayi prematur dibandingkan dengan pada bayi lahir normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit.

Masalah yang umum terjadi diantaranya respiratory disstres syndrom (RDS), enterocolitis nekrotik, hiperbilirubinemia, hypoglikemia, thermoregulation, patetnt duktus arteriosus (PDA), edema paru, perdarahan intraventrikular. Stressor tambahan lain pada infant dan orangtua meliputi hospitalisasi untuk penyakit pada bayi. Respon orangtua dan mekanisme koping mereka dapat menimbulkan gangguan pada hubungan antar mereka. Diperlukan perencanaan dan tindakan yang adekuat untuk permasalahn tersebut.

Bayi prematur dapat bertahan hidup tergantung pada berat badannya, umur kehamilan, dan penyakit atau abnormalitas. Prematur menyumbangkan 75% - 80% angka kesakitan dan kematian neonatus. 

Etiologi dan faktor presipitasi:
Permasalahan pada ibu saat kehamilan :
Penyakit/kelainan  seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok dan caffeine


Pengkajian 
Riwayat kehamilan
Umur ibu dibawah 16 tahun dengan latar belakang pendidikan rendah
Kehamilan kembar
Status sosial ekonomi, prenatal care tidak adekuat, nutrisi buruk
Kemungkinan penyakit genetik
Riwayat melahirkan prematur
Infeksi seperti TORCH, penyakit menular seksual dan lain sebagainya
Kondisi seperti toksemia, prematur rupture membran, abruptio placenta dan prolaps umbilikus
Penyalahgunaaan obat, merokok, konsumsi kafeine dan alkohol
Golongan darah, faktor Rh, amniocentesis.

Status bayi baru lahir
Umur kehamilan antara 24 – 37 minggu, berat badan lahir rendah atau besar masa kehamilan
Berat badan dibawah 2500 gram
Kurus, lemak subkutan minimal
Adanya kelainan fisik yang terlihat
APGAR skore 1 – 5 menit : 0 – 3 mengindikasikan distress berat, 4 – 6 menunjukkan disstres sedang dan 7 – 10 merupakan nilai normal.

Kardiovaskular
Denyut jantung 120 – 160 x per menit pada sisi apikal dengan irama teratur
Saat kelahiran, terdengar murmur

Gastrointestinal
Protruding abdomen
Keluaran mekonium setelah 12 jam
Kelemahan menghisap dan penurunan refleks
Pastikan anus tanpa/dengan abnormalitas kongenital

Integumen
Cyanosis, jaundice, mottling, kemerahan, atau kulit berwarna kuning
Verniks caseosa sedikit dengan rambut lanugo di seluruh tubuh
Kurus
Edema general atau lokal
Kuku pendek
Kadang-kadang terdapat petechie atau ekimosis

Muskuloskeletal
Cartilago pada telinga belum sempurna
Tengkorak lunak
Keadaan rileks, inaktive atau lethargi

Neurologik
Refleks dan pergerakan pada test neurologik tanpa resistansi
Reflek menghisap, swalowing, gag reflek serta reflek batuk lemah atau tidak efektif
Tidak ada atau minimalnya tanda neurologik
Mata masih tertutup pada bayi dengan umur kehamilan 25 – 26 minggu
Suhu tubuh yang tidak stabil : biasanya hipotermik

Pulmonary
Respiratory rate antara 40 – 60 x/menit dengan periode apnea
Respirasi irreguler dengan nasal flaring, grunting dan retraksi (interkostal, suprasternal, substrenal)
Terdengar crakles pada auskultasi

Renal
Berkemih terjadi 8 jam setelah lahir
Kemungkinan ketidakmampuan mengekresikan sulution dalam urine

Reproduksi
Perempuan : labia mayora belum menutupi klitoris sehingga tampak menonjol
Laki-laki : testis belum turun secara sempurna ke kantong skrotum, mungkin terdapat inguinal hernia.

Data penunjang
X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitas
Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ
Stick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosa
Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia
Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka terhadap hiperbilirubinemia)
Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah, urinalisis, analisis feses dan lain sebagainya.

Diagnosa keperawatan
Dx. 1. Resiko tinggi disstres pernafasan berhubungan dengan immaturitas paru dengan penurunan produksi surfactan yang menyebabkan hipoksemia dan acidosis

Tujuan : Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi paru

Tindakan :
Kaji data fokus pada kemungkinan disstres pernafasan yaitu :
Riwayat penyalahgunaan obat pada ibu atau kondisi abnormal selama kehamilan dan persalinan
Kondisi bayi baru lahir : APGAR score, kebutuhan resusitasi
Respiratory rate, kedalaman, takipnea
Pernafasan grunting, nasal flaring, retraksi dengan penggunaan otot bantu pernafasan (intercostal, suprasternal, atau substernal)
Cyanosis, penurunan suara nafas
Kaji episode apneu yang terjadi lebih dari 20 detik, kaji keadaan berikut :
Bradykardi
Lethargy, posisi dan aktivitas sebelum, selama dan setelah episode apnea (sebagai contoh saat tidur atau minum ASI) 
Distensi abdomen
Suhu tubuh dan mottling
Kebutuhan stimulasi 
Episode dan durasi apnea
Penyebab apnea, seperti stress karena dingin, sepsis, kegagalan pernafasan.
Berikan dan monitor support respiratory sebagai berikut :
Berikan oksigen sesuai indikasi
Lakukan suction secara hati-hati dan tidak lebih dari 5 detik
Pertahankan suhu lingkungan yang normal
Monitor hasil pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui terjadinya acidosis metabolik
Berikan oabt-obat sesuai permintaan dokter seperti theophylin IV. Monitor kadar gula darah setiap 1 – 2 hari.

Dx. 2. Resiko hipotermia atau hipertermia berhubungan dengan prematuritas atau perubahan suhu lingkungan

Tujuan : Mempertahankan suhu lingkungan normal

Tindakan :
Pertahankan suhu ruang perawatan pada 25 C
Kaji suhu rectal bayi dan suhu aksila setiap 2 jam atau bila perlu
Tempatkan bayi di bawah pemanas atau inkubator sesuai indikasi
Hindarkan meletakkan bayi dekat dengan sumber panas atau dingin
Kaji status infant yang menunjukkan stress dingin

Dx. 3. Defiensi nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya cadangan glikogen, zat besi, dan kalsium dan kehilangan cadangan glikogen karena metabolisme rate yang tinggi, tidak adekuatnya intake kalori, serta kehilangan kalori.

Tujuan : meningkatkan dan mempertahankan intake kalori yang adekuat pada bayi

Tindakan :
Kaji refleks hisap dan reflek gag pada bayi. Mulai oral feeding saat kondisi bayi stabil dan respirasi terkontrol
Kaji dan kalkulasikan kebutuhan kalori bayi
Mulai breast feeding atau bottle feeding 2 – 6 jam setelah lahir. Mulai dengan 3 – 5 ml setiap kali setiap 3 jam. Tingkatkan asupan bila memungkinkan.
Timbang berat badan bayi setiap hari, bandingkan berat badan dengan intake kalori untuk menentukan pemabatasan atau peningkatan intake
Berikan infus dextrose 10% jika bayi tidak mampu minum secara oral
Berikan TPN dan intralipid jika dibutuhkan
Monitor kadar gula darah

Dx. 4. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tindakan :
Kaji dan hitung kebutuhan cairan bayi
Berikan cairan 150 – 180 ml/kg berat badan dan 200 ml/kg berat badan jika dibutuhkan.
Timbang berat badan bayi setiap hari
Monitor dan catat intake dan output setiap hari, bandingkan jumlahnya untuk menentukan status ketidakseimbangan.
Test urine : spesifik gravity dan glikosuria
Pertahankan suhu lingkungan normal
Kaji tanda-tanda peningkatan kebutuhan cairan :
Peningkatan suhu tubuh
Hipovolemik shock dengan penurunan tejanan darah dan peningkatan denut jantung, melemahnya denyut nadi, tangan teraba dingin serta motling pada kulit.
Sepsis
Aspiksia dan hipoksia
Monitor potassium, sodium dan kadar chloride. Ganti cairan dan elektrolit dengan dextrose 10% bila perlu.

Dx. 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas imunologik bayi dan kemungkinan infeksi dari ibu atau tenaga medis/perawat

Tujuan : Infeksi dapat dicegah

Tindakan :
Kaji fluktuasi suhu tubuh, lethargy, apnea, iritabilitas dan jaundice
Review riwayat ibu, kondisi bayi saat lahir, dan epidemi infeksi di ruang perawatan
Amati sampel darah dan drainase
Lakukan pemeriksaan CBC dengan hitung leukosit, platelets, dan imunoglubolin
Berikan lingkungan yang melindungi bayi dari infekasi :
Lakukan cuci tangan sebelum menyentuh bayi
Ikuti protokol isolasi bayi
Lakukan tehnik steril saat melakukan prosedur pada bayi


Dx. 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas kulit

Tujuan : Mempertahankan integritas kulit 

Tindakan :
Kaji kulit bayi terhadap kemerahan, iritasi, rashes, dan lesi serta keadaan pada area kulit yang tertekan.
Kaji tempat-tempat prosedur invasif pada bayi
Berikan perawatan kulit setiap hari. Lindungi kulit bayi dari kontak dengan agen pembersih atau plester.

Dx. 7. Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan intensive care

Tujuan : Mempertahankan stimulasi sensori yang optimal tanpa berlebihan

Tindakan :
Kaji kemampuan bayi memberikan respon terhadap stimulus. Observasi :
Deficit neurologik
Kurangnya perhatian bayi terhadap stimulus
Tidak ada respon terhadap suara, kontak mata atau tidak adanya refleks normal
Efek obat terhadap perkembangan bayi
Berikan stimulasi visual :
Arahkan cahaya lampu pada bayi
Ayunkan benda didepan mata bayi
Letakkan bayi pada posisi yang memungkinkan untuk kontak mata : tegakkan bayi
Berikan stimulasi auditory :
Bicara pada bayi, lakukan dengan tekanan suara rendah dan jelas
Panggil bayi dengan namanya, bicara pada bayi saat memberikan perawatan
Bernyanyi, mainkan musik tape recorder atau hidupkan radio
Hindari suara bising di sekitar bayi
Berikan stimulasi tactile :
Peluk bayi dengan penuh kasih sayang
Berikan kesempatan pada bayi untuk menghisap
Sentuh bayi dengan benda lembut seperti saputangan atau kapas
Berikan perubahan posisi secara teratur
Berikan stimulasi gustatory dengan mendekatkan hidung bayi ke payudara ibu atau ASI yang ditampung.
Berikan periode istirahat dan tidur yang cukup.

Dx. 8. Deficit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah

Tujuan :
Informasikan orangtua dan keluarga tentang :
Proses penyakit
Prosedur perawatan
Tanda dan gejala problem respirasi
Perawatan lanjutan dan therapy
Ajarkan orangtua dan keluarga tentang treatment pada anak :
Therapy home oksigen
Ventilasi mekanik
Fisiotherapi dada
Therapy obat
Therapy cairan dan nutrisi
Berikan kesempatan pada keluarga mendemontrasikan perawatan pada bayinya
Anjurkan keluarga terlibat pada perawatan bayi
Ajarkan keluarga dan orangtua bagaimana menyeimbangkan istirahat dan tidur dan bagaimana menilai toleransi bayi terhadap aktivitas.

DAFTAR  PUSTAKA

Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition, Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994

Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition, Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990

Doenges, Marilyn E., Maternal/Newborn Care Plans : Guidelines for Client Care, F.A. Davis Company, Philadelphia, 1988

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR YANG SAKIT

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI BARU LAHIR YANG SAKIT

PENDAHULUAN

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah

Aspirasi Pneumonia Kausa Intoksikasi Minyak Tanah

ASPIRASI PNEUMONIA
KAUSA INTOKSIKASI MINYAK TANAH

Pengertian :
Aspirasi pneumonia adalah radang parenkim paru, karena masuknya benda asing/ aspirasi isi lambung. Sebagian bersifat kimia, akibat reaksi terhadap asam lambung dan sebagaian bacterial akibat organisme yang mendiami mulut dan lambung.
Aspirasi isi lambung dalam jumlah sedikit dapat mengakibatkan edema paru yang menyebar luas dan kegagalan pernafasan.
Minyak tanah dapat menimbulkan keracunan bila terminum manusia dan bila diaspirasi kedalam paru dapat menyebabkan keracunan akut, perdarahan dan bronkopneumonia yang akhirnya menyebabkan kematian.

Asi, Pertumbuhan dan Perkembangan ANak

ASI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

1V.1 Pengertian tumbuh kembang

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.(5)

Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh.Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir.(5) Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat.(6)

Anak Asfiksia

ASFIKSIA

Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitif seperti menghisap dan mencari puting susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 – 30 menit sesudah lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.

Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan Bayi Baru Lahir

Pertumbuhan & Perkembangan Bayi

Bayi Berat Lahir Rendah

Tetanus Neonatorum

  
Bayi Berat Lahir Rendah

Kapan bayi baru lahir ditimbang ? Bayi baru lahir ditimbang segera setelah badannya dikeringkan dari air ketuban atau paling lambat sampai bayi berumur 1 hari.
Apa artinya bayi berat lahir rendah (BBLR) ? Bayi yang pada waktu lahir beratnya : kurang dari 2500 gram.
Bagaimana mengetahui BBLR ? Bayi berat lahir rendah diketahui dengan menimbang bayi segera setelah lahir.
Bila penimbangan bayi tidak mungkin dilakukan, bagaimana mengenal BBLR ? a. Lingkar lengan atas bayi (diukur pada pertengahan lengan atas)kurang dari 9,5 cm.
b. Tubuh kurang berisi, ototnya lembek dan kulitnya mungkin keriput atau tipis.
c. Bayi lebih kecil dari bayi normal.
Mengapa terjadi BBLR ? BBLR terjadi akibat :
a. Bayi lahir sebelum waktunya atau umur kelahiran belum mencapai 9 bulan.
b. Bayi lahir cukup bulan tetapi pertumbuhan ketika dalam kandungan tidak baik oleh karena ibu kurang gizi, kurang darah, sering sakit, banyak merokok atau bekerja berat.
Mengapa penting mengenal BBLR ? Mengenal BBLR sangat penting karena tubuhnya mudah terganggu, misalnya :
a. Lemah dan mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis.
b. Cepat lelah, sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap. BBLR harus minum ASI lebih sering supaya beratnya menjadi normal.
c. Mudah terkena penyakit.
d. Mudah terkena gangguan pernafasan.
e. Mudah meninggal bila terkena penyakit.
Apa yang perlu dilakukan segera setelah BBLR dilahirkan ? a. Membersihkan jalan nafas (mulut dan hidung) dari lendir, darah dan air ketuban dengan kasa pembersih.
b. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain lunak yang bersih dan kering, tanpa memandikannya.
c. Meletakkan bayi di atas perut atau dada ibu.
d. Memotong dan merawat tali pusat dengan bersih dan benar.
e. Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup tebal agar ia tidak kedinginan. Setiap kali ia kencing/pakaiannya basah, pakaian harus segera diganti.
f. Meletakkan penghangat yang cukup aman di dekat bayi dibaringkan, misalnya, botol berisi air panas yang telah ditutup rapat dan dibungkus dengan kain.
g. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui. Jika bayi tidak bisa mengisap, ASI diperas dan kemudian diberikan kepadanya dengan menggunakan sendok.
Bagaimana cara membersihkan BBLR ? a. Segera setelah lahir tubuh bayi dikeringkan dengan kain lunak yang bersih dan kering, bayi tidak boleh dimandikan. Setelah tali pusat dipotong ia harus segera dibungkus dengan kain yang bersih dan kering. Agar tetap hangat, perlu diberi penutup/topi.
b. Setiap hari bayi dibersihkan dengan kain bersih dan tubuhnya diolesi minyak kelapa bersih yang sudah dihangatkan.
c. Setelah 3-7 hari atau bila bayi sudah tampak lebih kuat (salah satu tandanya : bayi mengisap ASI lebih kuat/lebih baik), bayi bisa dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
Apa yang perlu diperhatikan dalam merawat BBLR ? a. Menjaga agar tubuh bayi tetap hangat sampai ia menjadi lebih kuat dan beratnya menjadi normal. Hal ini penting karena BBLR mudah meninggal atau terkena penyakit bila tubuhnya dingin.
b. Memberikan air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir. ASI diberikan sebanyak mungkin dalam porsi sedikit-sedikit dan sering setiap bayi menginginkan dan sesuai kemampuan bayi. Perlu dijaga agar bayi jangan sampai tersedak. Pemberian ASI atau susu sedini mungkin penting sekali bagi BBLR agar beratnya cepat bertambah dan menjadi normal.
c. Membersihkan luka tali pusat dengan bersih dan teratur memakai betadin atau povidin yodium. Luka tali pusat yang sudah dibersihkan tidak boleh dibubuhi ramuan. Tali pusat dibungkus dengan kasa steril yang dibasahi betadin atau povidin.
d. Menjauhkan bayi dari orang sakit. Misal bila ibu batuk pilek, ibu memakai kain penutup pada hidung dan mulut pada waktu menyusui bayi.
Bagaimana menjaga BBLR agar tetap hangat ? a. Bayi tidak boleh diletakkan di tempat yang banyak angin ( seperti di depan pintu atau jendela yang terbuka) dan di ruangan yang banyak orang.
b. Tubuhnya dibungkus dengan kain bersih yang lembut dan kepalanya ditutup dengan topi atau tutup kepala yang bersih.
c. Setiap hari, secara teratur tubuh bayi diolesi dengan minyak kelapa yang sudah dihangatkan.
d. Pakaian dan kain pembungkus diganti bila basah. Bayi berat lahir rendah tidak seperti bayi normal. Ia lebih banyak tidur dan sering tidak menangis walaupun popoknya basah. Karena itu, pakaian bayi harus sering diperiksa secara teratur dan teliti. Sering kain pembungkus luarnya tidak basah, tetapi di bagian dalamnya basah.
e. Bayi harus sering dipeluk di dada ibu untuk mendapatkan kehangatan. Namun bila bayi terlalu kecil, diupayakan agar bayi tidak terlalu sering diangkat.
f. Menjaga kehangatan ruangan/lingkungan sekitar bayi, misalnya memasang lampu, membatasi masuknya udara dingin, menempatkan botol berisi air panas di dekat bayi, dan lain-lain.
Apa tanda-tanda BBLR yang terkena serangan dingin ? a. Mula-mula kaki bayi teraba lebih dingin daripada tubuhnya.
b. Bila bayi tidak cepat dihangatkan, wajah dan ujung-ujung jarinya akan pucat kebiruan.
Apa akibat serangan dingin pada BBLR ? a. Tubuh bayi sulit dihangatkan kembali.
b. Bayi mudah terkena penyakit yang mengancam hidupnya.
c. Bayi mungkin meninggal bila suhu tubuhnya semakin turun.
Apa yang perlu diperhatikan bila menyusui BBLR ? 1. Sebelum menyusui, tangan ibu dicuci dengan air dan sabun.
2. Payudara ibu diurut kearah puting susu agar ASI dapat keluar dengan lancar.
3. Kedua puting susu dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang sudah dibasahi dengan air matang hangat.
4. Bayi dipangku pada posisi tegak. Puting susu dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai bagian berwarna cokelat di sekitar puting tertutup oleh mulut bayi.
5. Bila bayi tidak dapat menghisap dengan kuat, ibu dapat membantu memegangi/menyangga dagu bayi.
6. Bila bayi tertidur pada waktu menyusu, bayi dibangunkan dengan menepuk-nepuk pipinya. Hal ini penting karena bayi dengan berat lahir rendah lemah, malas mengisap dan cepat tidur, padahal ia harus banyak minum ASI.
Bagaimana cara memberikan ASI pada BBLR ? a. Bayi disusui segera setelah lahir. Susu jolong (kolostrum) yang berwarna kekuningan dan keluar pertama kali dari payudara ibu langsung disusukan kepada bayi (jangan dibuang).
b. Bayi disusui sesering mungkin, sedikitnya 2-3 kali pada pagi hari, 2-3 kali pada siang hari, 2-3 kali pada sore hari dan 2-3 kali pada malam hari (kalau perlu ibu bangun pada malam hari untuk menyusui bayinya).
c. Setiap selesai menyusu, bayi dipangku dan ditegakkan sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar udara dalam perut dapat keluar.
d. Sisa-sisa ASI di mulut dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang dibasahi air hangat.
e. Bayi diawasi sampai kira-kira 15-30 menit sesudah disusukan.
Apa yang perlu diperhatikan ketika BBLR disusui ? a. Apakah bayi menjadi biru ?
b. Apakah bayi menjadi sesak nafas, yang ditandai dengan adanya cekungan di bagian tengah pangkal leher atau ulu hati.
c. Apakah keluar susu dari hidung.
d. Apakah perut bayi menjadi kembung.
Apa yang perlu dilakukan bila tanda-tanda bahaya pada BBLR terjadi ? Yang perlu dilakukan meskipun hanya satu dari tanda-tanda bahaya terjadi adalah :
a. Menyusui dihentikan sementara.
b. Memeriksa apakah :
- ASI masuk saluran pernafasan, yang ditandai dengan bayi terbatuk-batuk, menjadi biru atau susu keluar dari hidung.
- Mulut bayi tidak sepenuhnya rapat menghisap puting ibu, sehingga perut kembung.
c. Bila ASI masuk saluran pernafasan, bayi ditelungkupkan, dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya, kemudian punggung bayi ditepuk-tepuk agar ASI keluar. Kalau bayi tetap biru, segera dibawa ke dokter, Rumah Sakit atau Puskesmas.
d. Bila puting ibu tidak sepenuhnya masuk ke dalam mulut bayi, maka payudara harus dimasukkan lebih dalam ke mulut bayi sampai puting dan kulit berwarna cokelat tertutup oleh mulut bayi.
Apa tanda BBLR yang telah cukup menyusu ? a. Bayi tertidur pulas setelah kenyang menyusu.
b. Bayi akan buang air beberapa kali dalam sehari.
c. Bayi akan buang air besar agak padat 1-5 kali setiap hari secara teratur.
d. Berat badan akan semakin bertambah.
Kapan BBLR diperiksakan ke dokter/Rumah Sakit/Puskesmas ? BBLR harus diperiksakan ke dokter/ Rumah Sakit/Puskesmas bila :
a. Bayi menjadi lebih lemah dan kurang dapat menghisap puting ibu walaupun sudah dibantu.
b. Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak seperti biasanya.
c. Bayi kejang-kejang dengan atau tanpa mulut mencucu.
d. Tali pusat bayi berdarah, kemerahan, berbau atau bernanah.
e. Bayi demam.
f. Tubuh, tangan dan kaki bayi tetap dingin, walaupun ia sudah dibungkus dengan kain hangat, kepalanya diberi topi dan didekap.
g. Bayi bernafas dengan cepat atau sulit bernafas.
h. Bayi sulit dibangunkan, yang mungkin disebabkan kesadaran yang menurun.
i. Bayi tampak kuning, terlihat lebih jelas pada hidung, pipi dan bagian muka lainnya.
j. Bayi mencret atau muntah-muntah.
l. Bayi mulai merintih, tidak menangis seperti biasanya.
Bagaimana mencegah BBLR pada masa hamil ? a. Ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
b. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg per bulan, ia perlu segera meminta pertolongan ke Puskesmas.
c. Ibu hamil minum tablet besi secara teratur setiap hari 1 tablet, minimal 90 tablet. Tablet besi dapat diperoleh di Posyandu, Pondok bersalin di desa dan Puskesmas.
d. Ibu hamil mengurangi kerja yang melelahkan, mendapat istirahat yang cukup dan tidur lebih awal.
e. Menjaga jarak antar kehamilan paling sedikit 2 tahun.
Apa yang perlu diberitahukan kepada ibu BBLR ? a. Cara merawat BBLR.
b. Cara menyusui.
c. Tanda-tanda BBLR perlu mendapat perhatian khusus.
d. Kapan perlu segera memeriksakan BBLR.
e. Cara mencegah terjadinya BBLR pada masa kehamilan

Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi

Kebutuhan dasar apakah yang harus dipenuhi, agar pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan baik ? Untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan beberapa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua/keluarga (asih), kebutuhan akan kesehatan dan makanan bergizi (asuh), serta kebutuhan akan perangsangan/stimulasi (asah), agar dapat menjamin terciptanya proses tumbuh kembang anak secara baik.
Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan ? Pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh manusia sejak pembuahan dalam kandungan sampai akhir masa remaja. Untuk melihat pertumbuhan, dapat dilakukan dengan penimbangan berat badan atau pengukuran panjang/tinggi badan. Anak yang sehat, dengan bertambah umurnya akan bertambah pula berat badannya atau panjang/tinggi badannya.
Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ? Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan anak antara lain dipengaruhi oleh sifat bawaan (keturunan), pola/menu makanan yang bergizi serta kesehatan jasmani, rohani dan kondisi lingkungan sosialnya.
Bagaimana proses pertumbuhan janin sewaktu dalam kandungan ? Pertumbuhan janin dalam kandungan bila keadaan normal, panjang janin berawal dari 0,014 cm, pada saat lahir menjadi kurang lebih 43-55 cm. Sedang beratnya dari 0,000004 gr, pada saat lahir menjadi 2500-4000 gr. 
Keadaan gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya, dalam arti bahwa semakin baik keadaan gizi ibu sewaktu hamil akan semakin baik pula pertumbuhan janinnya.
Bagaimana dengan pertumbuhan bayi ? Panjang bayi pada keadaan normal dari 43-55 cm, pada umur 12 bulan (1 tahun) menjadi kurang lebih 68-81 cm. Sedangkan berat badannya dari 2500-4000 gr, pada umur 12 bulan (1 tahun) bertambah menjadi 10-12 kg. 
Pertumbuhan bayi dapat dilihat dengan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) secara berkala dan teratur setiap 1 bulan. Berat badan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dilakukan setiap bulan di Posyandu.
Salah satu faktor terpenting dalam pertumbuhan bayi adalah Air Susu Ibu dan Pola Makanan Pendamping ASI. 
Apa yang dimaksud dengan perkembangan ? Meningkatnya kemampuan manusia dari segi fungsi gerakan otot, kecerdasan, perasaan dan pergaulan sejak dari janin dalam kandungan sampai ia mati.
Perkembangan bayi adalah meningkatnya kemampuan bayi dari segi fungsi gerakan otot, kecerdasan, perasaan dan pergaulan sejak lahir sampai usia 12 bulan.
Bagaimana cara melihat perkembangan bayi ? Terdapat 4 bidang kemampuan bayi yang perlu dipantau tingkat perkembangannya meliputi :
a. Perkembangan gerak kasar, yaitu kemampuan gerakan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar misalnya : tengkurap, duduk dan sebagainya.
b. Perkembangan gerak halus, yaitu kemampuan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Kemampuan gerakan halus memerlukan kecermatan anak, misalnya : mengedipkan mata, memberikan reaksi ke arah sumber cahaya dan sebagainya.
c. Perkembangan bicara, bahasa dan kecerdasan, yaitu kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan pendapat melalui pengucapan kata-kata, kemampuan mengerti dan memahami perkataan orang lain serta kemampuan berfikir, misalnya : mengoceh, menangis dan sebagainya
d. Perkembangan bergaul dan kemandirian, yaitu kemampuan dalam pergaulan, berkawan, disiplin, mengenal sopan santun dan kemampuan yang mandiri, misalnya : membalas senyuman, berani atau takut dengan orang lain dan sebagainya.
Bagaimana cara kita dalam membantu perkembangan bayi ? Perkembangan bayi dapat dibantu dengan cara stimulasi. Yang dimaksud dengan stimulasi yaitu serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan secara baik.
Stimulasi yang diberikan sejak masa bayi membawa manfaat untuk mengarahkan perkembangannya, mencegah terjadinya kelambatan pertumbuhan dan perkembangan anak serta sekaligus mencerdaskannya.
Stimulasi dapat dilakukan oleh setiap orang yang sudah mengerti dasar-dasar stimulasi khususnya ibu, ayah, pengasuh dan orang-orang terdekat dengan bayi. Stimulasi dapat dilakukan di segala tempat terutama di rumah dalam lingkungan keluarga.
Stimulasi tidak selalu membutuhkan waktu khusus, sehingga dapat dikaitkan sekaligus dengan kegiatan lainnya dan dilakukan setiap hari, misalnya : dikaitkan dengan kegiatan ibu ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau diberikan sewaktu bepergian, memandikan bayi, menyusukan bayi, menidurkan bayi dan sebagainya.
Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam melakukan stimulasi ? Dalam melakukan stimulasi harus berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Dilakukan dengan rasa cinta dan kasih sayang, sambil bermain dengan anak dan menikmati kebahagiaan bersama.
b. Dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan, mengikuti tahapan perkembangan anak, serta mencakup empat bidang kemampuan.
c. Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai bayi.
d. Bila diperlukan alat pada waktu melakukan stimulasi, digunakan alat sederhana, mudah didapat, sesuai dengan keadaan setempat dan murah.
e. Tanpa memaksa, marah atau menghukumnya apabila ia kurang mampu melakukan stimulasi.
f. Selalu diberikan pujian atas keberhasilannya.
g. Ciptakan suasana yang segar, menyenangkan dan bervariasi untuk menghilangkan kebosanan.
h. Meminta nasehat petugas Puskesmas/dokter apabila ditemukan kesulitan dalam mencapai tahapan perkembangan yang sesuai dengan umumnya.
Hal-hal apakah yang dapat mendukung perkembangan bayi ? Hal-hal yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah dengan cara membesarkannya dalam lingkungan keluarga yang sehat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal :
a. Orang tua memiliki pengetahuan sederhana mengenai kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.
b. Orang tua tidak mempunyai masalah kejiwaan.
c. Keluarga tidak menelantarkan anak.
d. Perawatan dan pemeliharaan rumah sebagai tempat tinggal yang rapih, bersih, nyaman dan sehat.
e. Keluarga mampu mencari nafkah dan dapat mengatur keuangan keluarga.
f. Orang tua mengikuti program keluarga berencana.
g. Keluarga mempunyai kegiatan sehari-hari yang teratur.
h. Hubungan antara anggota dalam keluarga, keluarga dengan tetangga, keluarga dengan masyarakat dalam keadaan harmonis, bersahabat, gotong-royong, saling menghormati dan sebagainya.
Bagaimana tingkat perkembangan bayi pada umur 0-3 bulan ? Kemampuan perkembangan yang harus dicapai bayi usia 0-3 bulan adalah :
a. Mampu menggerakkan kedua tungkai dan lengan sama mudahnya ketika telentang. Diliihat dengan cara meletakkan bayi pada posisi telentang, perhatikan gerakan kedua tungkai dan lengannya.
b. Memberikan reaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya. Dilihat dengan menyalakan lampu senter yang digerakkan ke kiri dan ke kanan, perhatikan perubahan mimik muka bayi gerakan matanya.
c. Mengeluarkan suara (mengoceh), perhatikan apakah bayi mengeluarkan suara-suara lain (mengoceh) di samping menangis.
d. Membalas senyuman ketika diajak bicara dan tersenyum.
Bagaimana tingkat perkembangan bayi umur 3-6 bulan ? Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 6 bulan adalah :
a. Mengangkat kepalanya dengan tegak ketika tengkurap. Dilihat dengan cara meletakkan bayi pada posisi tengkurap, perhatikan apakah bayi dapat mengangkat kepalanya sampai tegak.
b. Menggenggam benda yang disentuhkan pada punggung atau ujung tangannya dengan kuat, misalnya ujung jari ibu atau pinsil, perhatikan apakah digenggam dengan kuat beberapa saat.
c. Mencari sumber suara yang nyaring, misalkan dengan cara memukulkan sendok ke gelas, perhatikan apakah bayi memalingkan kepalanya mencari sumber suara tersebut.
d. Membalas senyuman ketika diajak bicara dan tersenyum.
Bagaimana tingkat perkembangan bayi umur 6-9 bulan ? Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 9 bulan adalah :
a. Mempertahankan posisi duduk dengan kepala tegak ketika didudukkan, caranya dengan mendudukkan bayi di atas meja, perhatikan apakah bayi dapat mempertahankan kepalanya dengan tegak dalam sikap duduk.
b. Meraih benda yang terletak dalam jangkauannya, dilakukan dengan meletakkan benda yang menarik di dekat bayi pada tempat yang terjangkau olehnya, apakah bayi berusaha meraihnya.
c. Tertawa/berteriak bila benda menarik/senang hatinya dengan cara menunjukkan/memperlihatkan benda yang menarik, lalu perhatikan apakah bayi tertawa/berteriak ketika melihat benda/mainan tersebut.
d. Mengenal dan dapat membedakan antara orang yang sudah dikenal dengan yang belum dikenal, dengan cara minta bantuan tetangga untuk menggendongnya, perhatikan apakah bayi menangis atau kelihatan takut kepada orang yang tidak dikenal.
Bagaimana tingkat perkembangan bayi umur 9-12 bulan ? Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 12 bulan adalah :
a. Berdiri dengan berpegangan. Caranya dengan cara mendudukkan bayi pada permukaan yang datar seperti lantai yang dekat dengan dinding dan usahakan agar bayi mau berdiri dengan cara memberikan mainan yang menarik, perhatikan apakah bayi dapat berdiri sendiri dengan berpegangan pada dinding tersebut.
b. Mengambil benda-benda kecil sebesar biji jagung dengan meraup. Caranya dengan meletakkan benda kecil sebesar biji jagung di dekat bayi, perhatikanlah apakah bayi dapat mengambil benda tersebut dengan cara meraupnya.
c. Dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya : pa-pa, ma-ma, da-da dan lain-lain.
d. Dapat mengikuti permainan “cilukba”. Caranya dilakukan oleh ibu/pengasuh bersama-sama dengan anak untuk bermain cilukba dan perhatikan apakah bayi dapat mengikuti permainan ini.
  
Perawatan Bayi Baru Lahir

Apakah tanda-tanda bayi lahir sehat ? Tanda-tanda bayi lahir sehat :
a. Segera menangis. 
b. Pernafasan teratur.
c. Banyak bergerak.
d. Warna kulit merah muda.
e. Berat badan 2,5 kg atau lebih.
Bagaimana perawatan bayi dalam 4 minggu sesudah kelahiran ? a. Berilah ASI pada 30 menit pertama bayi lahir. Karena pada saat bayi lahir, pemberian makanan melalui ari-ari terputus sehingga harus segera diganti dengan ASI.
b. Jagalah suhu kamarnya agar bayi tidak kedinginan, karena dalam kandungan ibu, bayi mendapatkan kehangatan sesuai dengan suhu tubuh ibu.
c. Atur pertukaran udara dengan baik, karena bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik.
d. Cucilah tangan bersih-bersih sebelum ibu merawat bayi, jagalah tempat tidur bayi dan popok tetap bersih, jangan biarkan orang lain memegang bayi bila tidak perlu. Bila bayi anda menderita demam, diare, susah bernafas, kejang-kejang segera bawa ke dokter.
e. Bila berat lahir bayi kurang dari 1,5 kg atau terdapat kelainan, segera ke Puskesmas atau dokter. Berat lahir bayi akan menurun 10% dan dalam 2 minggu akan kembali ke berat badan semula.
Apa yang harus dilakukan apabila kulit bayi menjadi kuning ? Bayi cukup bulan kadang-kadang kuning kulitnya dalam hari ke 2-3, hal ini tidak berbahaya karena biasanya akan menghilang dalam waktu 1 minggu. Jemurlah bayi pada pagi hari sebelum jam 10.00 pagi selama 15-30 menit. Hal ini akan mempercepat hilangnya warna kuning pada bayi. Bila kuning timbul dalam 24 jam setelah lahir atau berlangsung lebih dari 1 minggu, segera bawa ke Puskesmas atau dokter.
! Pada bayi berat lahir rendah (BBLR) tetaplah berikan ASI karena beratnya cepat bertambah dan menjadi normal.
Apa tanda-tanda penyakit/kelainan pada bayi baru lahir yang harus segera mendapat pertolongan ? a. Tidak mau minum.
b. Mulut mencucur seperti mulut ikan.
c. Kejang-kejang.
d. Nafas cepat dan sesak.
d. Nafas cepat dan sesak.
e. Diare yang terus menerus.
Keadaan atau penyakit apa yang sering menyebabkan kematian pada bayi baru lahir ? Keadaan atau penyakit yang sering menyebakan kematian pada bayi baru lahir antara lain :
a. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Berat lahir kurang dari 2,5 kg.
b. Tetanus pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum).
c. Penyakit Diare.
d. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Bagaimana mencegah timbulnya kejadian bayi dengan berat lahir rendah ? a. Menjaga agar ibu hamil makan lebih banyak atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
b. Memeriksakan kehamilan secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu :
- 3 bulan pertama kehamilan : minimal 1 kali.
- 3 bulan kedua kehamilan : minimal 1 kali.
- 3 bulan ketiga kehamilan : minimal 2 kali.
Bila berat badan ibu naik di bawah 1 kg perbulan, perlu segera ke Puskesmas atau dokter.
c. Menghindari kerja berat yang melelahkan dan mendapat istirahat yang cukup selama kehamilan.
Bagaimana upaya pencegahan diare pada bayi baru lahir ? a. Segera berikan ASI pada bayi baru lahir dan jangan berikan makanan tambahan lain, karena ASI terjamin kebersihannnya sehingga dengan pemberian ASI dapat mencegah diare dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
b. Gunakan air bersih untuk merawat bayi.
c. Buanglah kotoran bayi pada tempatnya.
Mengapa bayi kadang-kadang muntah ? Muntah atau sering disebut gumoh ialah keluarnya kembali sebagain besar atau seluruh makanan yang baru dimakan. Muntah dalam jumlah sedikit tidak membahayakan terutama pada bayi di bawah 6 bulan.
Bagaimana cara mencegah terjadinya muntah (gumoh) ? a. Perbaiki cara menyusui sehingga tidak terlalu banyak udara yang tertelan. Pada waktu menyusui perlu diperhatikan bibir bayi harus mencakup rapat puting dan sebagain areola payudara ibu.
b. Untuk mengeluarkan udara yang tertelan, bayi ditegakkan dan ditepuk-tepuk punggungnya atau sambil ditelungkupkan pada pangkun ibunya atau ditidurkan miring ke sebelah kanan.
c. Perlakukan bayi secara halus, karena muntah dapat disebabkan karena gangguan psikologik misalnya apabaila bayi diperlakukan secara kasar.
Apakah kolik itu dan apa tanda-tandanya ? Kolik adalah suatu keadaan dimana bayi tampak kesakitan dan menangis terus menerus, biasanya terjadi pada bayi berusia 3 bulan. Penyebabnya bermacam-macam seperti terlalu lapar, gangguan emosi dan lain sebagainya. Tanda-tanda bayi kolik ialah :
- Perut bayi tegang dan kembung.
- Bayi menangis terus menerus kadang-kadang sampai berjam-jam.
- Wajah bayi kemerahan atau pucat kebiruan.
- Kaki dingin dan tangan mengepal.
Bagaimana cara menanggulangi kolik ? Cara menanggulanginya, gosoklah perut bayi dengan sedikit minyak kayu putih atau minyak telon atau yang sejenisnya. Bila tidak ada perbaikan, bawalah ke Puskesmas atau dokter.
Mengapa lidah bayi kadang-kadang putih ? Lidah bayi berwarna putih karena adanya sisa ASI di mulut bayi, yang semakin lama semakin tebal. Kalau hal ini dibiarkan, dapat menyebabkan bayi sulit makan.
Bagaimana mencegah agar lidah bayi tidak putih ? Untuk mencegahnya berilah bayi minum air putih dengan sendok teh setiap habis menyusu.



Photobucket